Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2021

Sendiri itu nggak papa

  Beberapa hari lalu, gue dijelaskan soal Topik Isolasi Sosial di Mata Kuliah Jiwa di Semester 5 ini. Dalam materi itu, dijelaskan soal Respon rentang sosial yang dimulai dari solitude atau menyendiri. Dan ternyata itu hal yang normal.  Terkadang seseorang akan melalui tahapan solitude ini sebagai tahapan utama yang bisa dijadikan sebagai bahan perenungan atau instropeksi atau me-time bahasa kerennya sekarang. Kok relate , ya..  Gue jadi inget saat-saat dimana gue mulai menyadari ini pada diri gue. Pada waktu-waktu tertentu, gue bakalan bete banget liat muka orang apalagi cengkrama. Maka, saat gue tinggal di kos yang apa-apa mesti ramean, gue pamitan, bahwa kadang di waktu-waktu tertentu ketika gue mulai menunjukkan ‘ symptoms ’, artinya pada saat itulah gue ingin sendiri. Dan Alhamdulillahnya respon sahabat-sahabat gue positif. Gue nggak terlalu tahu gue bakalan cerita apa di blog kali ini. But intinya I’m enough .  Ucapan terima kasih bertubi-tubi gue samp...

Jadi orang baik #Coretan kisah vol.3

 Beberapa waktu lalu, seharian banyak-banyak ngaji. Karena pas banget langsung keinget di Bukunya Kak Zeni "Diary sang pemimpi" bahwa saat kita sibukkan diri dengan Al-Qur'an, Allah akan jaga urusan kita yang lain. Bayangin aja, urusan kita bakalan dijaga sama sebaik-baik penjaga urusan. Dan pertama kali di praktekkan di diri gue pada saat gue mau uprak (ujian praktik). Dengan posisi gue belum terlalu lancar 60 langkah APN ( Asuhan persalinan Normal) yang harus urut dipraktekin. Walhasil, trial and error  gue mau buktiin apa yang di bilang Kak Zeny disini. Dari pagi banyakin ngaji tanpa ngitung dapet berapa. Dan boom, baca sekali lagi APN sebelum ke kampus, trus berangkat ngampus buat praktek. Sambil dirapal terus bahwa urusan gue nanti dijagain sama Allah, tanpa perlu gue khawatir. Jadi kiranya nggak lulus pun itu pasti yang terbaik. Dan Alhamdulillah lulus one shot, dong.  Dan 4 Agustus kemarin tepatnya. Ngaji dari pagi. Sekalinya break, buat mandi dan hal-hal urusan ru...

IKHLAS #Perspective Vol.9

 Definisi ikhlas yang melekat sejak diajarkan Ustadz adalah melakukan segala sesuatu hanya dengan mengharap ridho Allah. Udah. secara gamblangnya gue nggak tau lagi. Sehingga praktiknya pun gue nggak tau di kehidupan. How to practice Ikhlas , definitely. Sampai saya ketemu buku ini. Buku yang saya pinjam dari penyedia layanan pinjam buku gratis yang beralamatkan di Surabaya. Sekilas saya baca dari judulnya, adalah kisah gugurnya seorang dokter spesialis anastesi dalam bertugas menangani Covid-19. Kalau sampai dibukukan pasti ini gara-gara sakitnya paling parah atau semacamnya, itu pikir saya sampai akhirnya saya pinjam. Pas saya baca, baru ngeh bahwa ternyata ini adalah buku biografi semasa hidup beliau yang dikisahkan oleh orang-orang terdekatnya.  Merasa unexpected dan mikir bahwa masih ada di jaman sekarang orang yang berhati mulia dengan menerapkan ikhlas sesuai dengan definisi syari'ah yang sukses menambah dan merubah sudut pandang saya terhadap dunia.  (Maaf, say...

Anak cerminan Orang tua #Perspective Vol.8

 Beberapa waktu lalu, ada suatu kejadian yang bikin saya lookback ke kejadian dengan kasus yang hampir sama cuma untuk compare  dan sekiranya apa yang bisa saya ambil pelajaran dari kejadian tersebut. Dimana, ada seorang anak usia sekolah awal, pulang kerumah dalam keadaan nangis dan ngadu karena dinakalin temennya (pukul or something ). Si orang tua berang, gimana bisa orang anak ini itu dikenal pemberani dan sejenisnya kalo dirumah. Si orang tua berang sambil bilang harus bales, lebih lagi jangan kalah diem. Sadar atau idak, sebenarnya ad transfer ego tinggi dari orang tua ke si anak ya bund?. Mari kita compare   dengan kasus kedua Guru fiqih di MTs tetiba cerita pas udah selesai bahas soal, " Dari kemarin itu si kecil (anak cowok beliau usia sekolah awal, juga) saya ajakin potong rambut banyak banget alasannya. Saya awalnya mikir mungkin dia nggak mau karena pas moody aja. Sampai akhirnya karena sudah beberapa kali terakhir saya ajakin nggak pernah mau. Saya ambi...

Muslimah itu Ratu #Perspective Vol.7

  Dari semua hukum Islam yang Allah tetapkan pasti semua ada alasannya. Kalau pun kata manusia ada hukum Allah yang nggak bisa dicerna. Secara harfiah, itu logika manusia aja yang nggak nyampe. Itulah mengapa gue pernah dikasih tahu bahwa akal itu taruh di bawah hukum Allah. Dalam arti semua yang Allah perintahkan itu pasti ada manfaatnya untuk diri kita. And vise versa. Yang dilarang itu pasti merugikan kita. Gue ambil contoh, judi. Islam melarang judi. Dan setelah ditelaah judi itu kan emang bukan lah suatu keadilan. Duit yang dibuat taruhan dengan begitu gampangnya akan jadi pemilik yang menang hanya suatu permainan yang katakanlah undian, nggak butuh, effort . Padahal lo tau kan itu duit carinya pakek kerja keras. Contoh lagi, minum khamr. Yang bakal bikin mabuk dan ngerubah lo jadi orang sinting. Walau sesaat ketika lo nggak sadar. Kelar dah semuanya. Pernah denger cerita nggak orang alim yang pengen bikin dosa, dimana dia bingung atas 3 pilihan dosa yang pingin diperbuat?...

Orang tua, Anak tunggal dan Minta maaf #Coretan kisah vol.2

Ada banyak sekali hal yang patut gue syukuri di hidup gue. Salah satunya kepunyaan dan keberadaan orang tua yang seutuhnya. Masih ada dan milik gue, tanpa berbagi dengan anak lain. Menjadi anak tunggal nggak se-enak dan nggak se- nggak enak yang mereka omongin ternyata. Kenapa? karena gue punya perspektif sendiri dalam memandang berbagai pros and contras yang anak tunggal lain ceritain ke gue dan gue tanggapi dengan sudut pandang gue. "jadi anak tunggal tuh enak, apa-apa dikasih karena nggak ada saingan. Semuanya buat dia" " Apaan deh, yang ada jadi anak tunggal tuh posesif, kebanyakan dikekang. Lah gimana enggak ibarat kata segala ketakutan or apa yang orang tua kita belum capai di usia mudanya dulu di akumulasi dan dimanifestasiin cuma ke satu orang. Puyeng gak loh"   Well, bahkan dulu gue masih inget banget gimana bapak selalu nekanin gue buat lancar baca saat kelas 1 SD. Saat teman gue yang lain masih spelling per abjad (ngeja) gue udah lancar. Karna di balik it...