Beberapa hari lalu, gue dijelaskan soal Topik Isolasi Sosial di Mata Kuliah Jiwa di Semester 5 ini. Dalam materi itu, dijelaskan soal Respon rentang sosial yang dimulai dari solitude atau menyendiri. Dan ternyata itu hal yang normal.
Terkadang seseorang akan melalui tahapan solitude ini sebagai
tahapan utama yang bisa dijadikan sebagai bahan perenungan atau instropeksi
atau me-time bahasa kerennya sekarang.
Kok relate, ya..
Gue jadi inget saat-saat dimana gue mulai
menyadari ini pada diri gue. Pada waktu-waktu tertentu, gue bakalan bete banget liat muka
orang apalagi cengkrama. Maka, saat gue tinggal di kos yang apa-apa mesti
ramean, gue pamitan, bahwa kadang di waktu-waktu tertentu ketika gue mulai
menunjukkan ‘symptoms’, artinya pada saat itulah gue ingin sendiri. Dan Alhamdulillahnya
respon sahabat-sahabat gue positif.
Gue nggak terlalu tahu gue bakalan cerita apa di blog kali ini.
But intinya I’m enough.
Ucapan terima kasih bertubi-tubi gue sampaikan pada diri gue. Makasih banyak, banget. Buat apa? Buat semuanya. Yang nggak bisa gue sebut satu-persatu. Makasih selalu ada. Makasaih selalu mau gue ajak tertatih bareng. Sampai ketemu menjadi Firda yang terus manfaat dalam hal kebaikan.
Salam menjadi sebaik-baik manusia.
Komentar
Posting Komentar