Beberapa waktu lalu, seharian banyak-banyak ngaji. Karena pas banget langsung keinget di Bukunya Kak Zeni "Diary sang pemimpi" bahwa saat kita sibukkan diri dengan Al-Qur'an, Allah akan jaga urusan kita yang lain. Bayangin aja, urusan kita bakalan dijaga sama sebaik-baik penjaga urusan. Dan pertama kali di praktekkan di diri gue pada saat gue mau uprak (ujian praktik). Dengan posisi gue belum terlalu lancar 60 langkah APN ( Asuhan persalinan Normal) yang harus urut dipraktekin. Walhasil, trial and error gue mau buktiin apa yang di bilang Kak Zeny disini. Dari pagi banyakin ngaji tanpa ngitung dapet berapa. Dan boom, baca sekali lagi APN sebelum ke kampus, trus berangkat ngampus buat praktek. Sambil dirapal terus bahwa urusan gue nanti dijagain sama Allah, tanpa perlu gue khawatir. Jadi kiranya nggak lulus pun itu pasti yang terbaik. Dan Alhamdulillah lulus one shot, dong.
Dan 4 Agustus kemarin tepatnya. Ngaji dari pagi. Sekalinya break, buat mandi dan hal-hal urusan rumah yang lain. Bener-bener nggak mau spent time buat ngelamun bego ataupun sekedar scroll Hp. Posisi kuliah lagi libur. Jadi ngerasa nggak punya urgensi buat nengokin notif hp. Nah pas itu mikir lagi. As a student, prioritas gue cuma kuliah. Nah sekarang lagi libur. Trus apa urusan yang gue minta jaga sama Allah?. kalo gue aja nggak tau mau punya urusan apa, lah gimana sama yang bakalan jagain? Kalo dengan sibuk ngaji urusan bakalan dijaga sama Allah. Pertanyaan gue, urusan apa nih yang gue punya. Gue nggak merasa pada saat itu bakalan punya hajat, gue nggak merasa pada hari itu bakalan spesifik punya suatu urusan yang gue maksudkan supaya Allah jaga. Hari itu posisi gue lowong, parah. Jadi pada saat itu juga gue bilang, do'a sama Allah tolong jaga urusan hamba apapun itu, karena hambapun nggak tau bakalan punya urusan apa hari ini. Mau jadi orang baik aja deh intinya. karena bener-bener clueless bakalan nagapain. Jadi pasrah aja, cukup minta jadi manusia baik yang kata hadist
(HR. Al-Qadlaa’iy dalam Musnad Asy-Syihaab no. 129, Ath-Thabaraaniy dalam Al-Ausath no. 5787).
Terimakasih banyak. Padahal di pagi itu juga sempet bilang sama Allah. Ya Allah jika menjadi manusia baik adalah dengan bermanfaat bagi sekitarnya. Hamba mau itu. Tapi sekarang hamba bahkan nggak tau hamba punya apa yang harus dimanfaatkan. I mean, I have nothing. I just have my own self, including knowledge dan yang melekat di diri ini. Udah itu aja. Hamba nggak punya uang untuk meringankan beban orang, hamba nggak punya jabatan untuk memudahkan urusan orang.
Di tengah segala ragu dan bimbang itu Allah tunjukkan Allah maha segala maha. Allah tunjukkan bahwa tak ada yang tak bisa jika sudah kuasaNya. Tak ada yang tak mungkin bagi-Nya. Just believe me. Allah itu dekat. Tau darimana? Allah yang bilang dalam firmanNya
QS. Qaff ; 16
Dan sungguh, Kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya, dan Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya.
Teruslah kalian percaya, bahwa kuasa Allah itu nyata benarnya. Teruslah kalian berdo'a dan meminta karena Allah maha pemilik segala yang kalian pinta. Semangat berbuat baik tanpa menunggu nanti. Semangat berbuat baik tanpa menunda dengan tapi. Terus jadi orang baik tanpa mengharap apresiasi atau pun ucapan terimakasih. Semangat jadi orang baik tanpa pamrih. Semoga dengan kita tolong agama Allah, Allah langsung yang akan tolong kita. Insya Allah
__Firda
Salam baik,
Pelataran Masjid RS Wava Husada
Komentar
Posting Komentar